Senin, 16 Juli 2012

Sang Ratu Lebah

Kedua putra raja pergi untuk berpetualang, namun mereka tersesat dan tidak menemukan jalan kembali untuk pulang. Anak termuda yang bernama Simpleton memutuskan untuk mencari kedua saudaranya, tetapi ketika ia berhasil menemukan mereka, kedua saudaranya mengejeknya karena ia lebih bodoh dibanding keduanya. Jika kedua saudaranya yang lebih pandai tidak bisa menemukan jalan pulang, bagaimana dengan yang lebih bodoh. 

Mereka kemudian meneruskan perjalanan tanpa arah, dan sampai ke sebuah bukit semut. Kedua saudara yang lebih tua ingin menghancurkannya, hanya untuk melihat semut-semut kecil ketakutan dan berkeliaran mengangkut telur-telur mereka, tetapi Simpleton berkata, "Biarkan makhluk-makhluk itu tetap dalam kedamaian, saya tidak akan membiarkan kalian mengganggunya," lalu mereka pergi dari tempat itu. Setelah berjalan lagi, mereka sampai ke sebuah danau dimana banyak bebek sedang berenang. Kedua saudara Simpleton ingin menangkap sepasang bebek dan memanggangnya, tetapi Simpleton tidak mengizinkannya dan berkata, "Biarkan makhluk-makhluk itu tetap dalam kedamaian, saya tidak akan membiarkan kalian membunuhnya." Akhirnya mereka meneruskan perjalanan dan sampai ke sebuah sarang lebah. Sarang itu sangat besar dan dipenuhi madu, sampai memenuhi cabang pohon tempatnya berada. Kedua saudara Simpleton ingin membuat api di bawah pohon, sehingga para lebah mati lemas dan mereka bisa mengambil madunya. Simpleton lagi-lagi menghentikan mereka dan berkata, "Biarkan makhluk-makhluk itu tetap dalam kedamaian, saya tidak akan membiarkan kalian membakarnya."


"Biarkan makhluk-makhluk Bumi itu tetap dalam kedamaian, saya tidak akan membiarkan kalian membunuhnya!"
*eerrrrrr


Ketiga bersaudara tersebut akhirnya tiba di sebuah kastil, dimana hanya ada kuda batu yang berdiri di istal, dan tidak ada satupun manusia yang terlihat. Mereka berkeliling dari kamar ke kamar, dan akhirnya mereka sampai di sebuah pintu yang memiliki tiga kunci.  Di tengah pintu tersebut ada sebuah jendela kecil, sehingga mereka dapat melihat ke dalam. Mereka melihat seorang pria abu-abu kecil yang duduk di sebuah meja
Ketiga saudara itu memanggilnya sekali, dua kali, tapi dia tidak mendengar. Akhirnya mereka memanggilnya untuk ketiga kalinya, dan ia berdiri, membuka kunci, lalu keluar. Dia tidak mengatakan apapun, hanya membawa mereka ke sebuah meja besar yang mahal dan dipenuhi makanan serta minuman, dan ketika mereka habis makan dan minum, ia memberikan kamar tidur untuk masing-masing orang. Keesokan paginya pria abu-abu kecil datang ke anak sulung, memberi isyarat kepadanya untuk mengikutinya ke meja batu, yang di atasnya tertulis tiga tugas yang harus dilakukan apabila ingin kembali ke rumah mereka. Yang pertama adalah tertulis bahwa di hutan, tepat bawah lumut, terdapat mutiara sang putri yang berjumlah seribu dan harus diambil. Apabila matahari terbenam, meskipun hanya satu mutiara yang belum terambil, ia akan berubah menjadi batu. Anak sulung pergi ke sana dan berusaha sepanjang hari, tetapi ketika hari itu berakhir, dia hanya menemukan seratus dan apa yang tertulis di atas meja menjadi nyata, ia berubah menjadi batu. 


ada mutiara di bawah sini

Hari berikutnya, si tengah melakukan petualangan dan ia juga tidak berhasil. Ia hanya menemukan dua ratus mutiara lebih sedikit, dan ia pun diubah menjadi batu. Akhirnya giliran tiba ke Simpleton juga. Ia sangat kesulitan menemukan mutiara tersebut dan mencarinya dengan sangat lambat, akhirnya ia duduk di sebuah batu dan menangis. Saat ia duduk dengan sedih, Raja Semut yang hidupnya pernah ia selamatkan datang dengan lima ribu semut, dan tak lama kemudian makhluk-makhluk kecil tersebut telah mendapat semua mutiara dan meletakkannya di hadapan Simpleton. Simpleton berhasil dalam tugas pertama, dan datang tugas kedua. Ia harus mengambil kunci dari kamar tempat tidur sang Putri Raja, yang kuncinya terletak di dalam danau. Simpleton datang ke danau, dan bebek-bebek yang telah ia selamatkan berenang mendekati dia, menukik ke bawah, dan membawa kuncinya keluar dari air danau. Tetapi tugas ketiga adalah yang paling sulit, yaitu mencari salah satu dari ketiga Putri Raja yang tertidur, yaitu Putri Raja yang termuda dan yang paling disayangi. Mereka bertiga sangat mirip satu sama lain, dan hanya dapat dibedakan dari makanan manis yang mereka makan sebelum mereka tertidur. Putri sulung memakan sedikit gula, yang tengah sedikit sirup, dan yang termuda sesendok madu. Ratu Lebah yang telah Simpleton selamatkan dari api pun datang, dan mencicipi bibir dari ketiga Putri, akhirnya dia tetap duduk di mulut yang telah makan madu, dan dengan demikian Simpleton pun benar. Sihir pun berakhir, semua Putri dibebaskan dari tidur, dan mereka yang telah berubah menjadi batu kembali seperti semula. 

Mereka berhasil kembali dan Simpleton menikahi dengan Putri termuda. Setelah kematian ayahnya, ia menjadi Raja, sementara kedua saudaranya menikahi kedua Putri lainnya.

The Queen Bee by Brothers Grimm


*tipikal cerita dongeng yang biasa kita kenal, tokoh utama yang baik hati dan semua berakhir dengan bahagia... moralnya? jangan remehkan kekuatan alam :D

Sabtu, 14 Juli 2012

Rumpelstiltskin


Alkisah hiduplah seorang tukang giling yang sangat miskin, tetapi dia memiliki seorang putri cantik. Cerita dimulai ketika ia datang untuk berbicara kepada raja, dan agar terkesan penting, ia berkata kepadanya, "Saya punya seorang putri yang dapat memintal jerami menjadi emas."

Raja berkata kepada Tukang Giling, "Itu adalah bakat yang sangat menyenangkan, jika ia memang seperti yang kamu katakan, bawalah ia besok ke istana, dan saya akan membuktikannya."

Ketika gadis itu dibawa kepada Raja, ia membawanya ke ruangan yang penuh dengan jerami, memberinya sebuah roda dan poros, dan berkata, "Sekarang mulai bekerja, dan jika besok jerami ini akan tidak dipintal menjadi emas, kamu akan mati. " Raja mengunci pintu, dan meninggalkannya sendiri.

Gadis miskin itu duduk dengan sedih, dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan hidupnya, karena dia tidak bisa mengetahui cara untuk memintal jerami menjadi emas. Ia mulai menangis, dan tiba-tiba pintu terbuka, seorang pria kecil masuk dan berkata, "Selamat malam, wahai putri tukang giling yang cantik, mengapa engkau menangis begitu sedih?"


"Ah!" jawab gadis itu, "Saya harus memintal jerami menjadi emas, dan tidak tahu bagaimana melakukannya."

Pria kecil itu berkata, "Apa yang akan kamu berikan jika saya yang melakukannya untukmu?"

"Syal saya," kata gadis.

Dia mengambil syal itu dan duduk dibelakang roda, dan menggiling, menggiling, menggiling-tiga kali ia menggiling-dan poros penuh: kemudian ia meletakkan rangkaian lain, dan menggiling, menggiling, menggiling, yang sampai poros kedua penuh, begitu terus sampai pagi. Ketika semua jerami itu sudah tergiling, semua poros telah penuh dengan emas.


jerami menjadi emas? kenapa tidak??

Raja datang saat matahari terbit, dan sangat terkejut serta gembira melihat pemandangan tersebut. Tetapi hal itu hanya membuat hatinya semakin serakah akan emas. Dia menaruh putri tukang giling ke dalam ruangan lain yang jauh lebih besar, penuh dengan jerami, dan memerintahkan dia untuk memintal semuanya dalam satu malam, jika gadis itu masih sayang pada hidupnya. Gadis miskin tersebut mulai menangis, dan sekali lagi pintunya terbuka , pria kecil muncul dan berkata, "Apa yang akan kamu berikan jika saya yang memintal jerami ini menjadi emas?"

"Cincin yang ada di jari saya," jawab gadis itu.

Pria kecil mengambil cincin itu, mulai memutar roda, dan ketika pagi harinya semua jerami itu dipintal menjadi menjadi emas yang bersinar.

Raja sangat senang ketika melihat hal itu, tapi belum puas dengan jumlah emas dihadapannya, maka dia memasukkan gadis itu ke ruang masih lebih besar dan penuh dengan jerami, lalu berkata, "Pintal ini pada malam hari, dan jika kamu melakukan maka kamu akan menjadi istriku "." Karena, "pikirnya," aku tidak akan pernah menemukan seorang istri yang lebih kaya daripada dirinya di seluruh dunia. "

Begitu gadis itu ditinggal sendiri, pria kecil datang ketiga kalinya dan berkata, " Apa yang akan kamu berikan jika saya yang memintal jerami ini menjadi emas ?"

"Tak ada lagi yang bisa kuberikan," jawab gadis itu.

"Bagaimana jika kamu menjadi ratu, kamu memberiku anak pertamamu?"

"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi, atau bagaimana hal-hal dapat berubah antara sekarang dan nanti?" Pikir gadis itu, tetapi ia begitu bingung sampai tidak bisa memikirkan hal lain; jadi dia berjanji pria kecil untuk memberikan apa yang diinginkan, dan pria kecil itu memintal semua jerami menjadi emas.

Ketika raja datang di pagi hari dan melihat bahwa perintahnya telah dipatuhi, ia menikahi gadis itu, lalu putri tukang giling yang cantik pun menjadi ratu. Setelah setahun berlalu ia melahirkan bayi yang manis ke dunia, tetapi telah melupakan pria kecil tersebut sampai pria kecil tersebut tiba-tiba muncul di kamarnya dan berkata, "Berikan apa yang kamu janjikan dulu." Ratu takut, dan menawarkan pria kecil itu semua kekayaan kerajaan apabila ia tidak mengambil anaknya, tetapi ia menjawab, "Tidak, hidup jauh lebih mahal bagi saya daripada semua harta dunia."

Kemudian ratu mulai berduka dan menangis begitu sedih, pria kecil kemudian merasa kasihan kepadanya dan berkata, "Aku akan memberikan tiga hari, apabila pada saat itu kamu dapat mengetahui namaku, kau dapat tetap bersama anakmu"

Semalam suntuk Ratu memikirkan setiap nama yang pernah dia dengar, dan mengirim utusan kerajaan untuk menanyakan nama apa yang biasanya diberikan kepada orang-orang di negeri itu. Hari berikutnya, pria kecil itu datang lagi, dan Ratu memulai dengan Caspar, Melchoir, Balthazar, dan terus menyebutkan semua nama yang dia tahu dan pernah didengar, tetapi pria kecil itu berkata, "Itu bukan nama saya. "

Hari kedua Ratu mengirim lagi utusan ke segala arah, bertanya bagaimana orang-orang dipanggil, dan dia menyebutkan tiap nama-nama aneh yang pernah dia dengar atau pikirkan dihadapan pria kecil itu: tetapi jawabnya selalu, "Itu bukan nama saya."

Hari ketiga utusan Ratu kembali dan berkata, "Saya belum dapat menemukan nama baru, tetapi saya sampai ke sebuah gunung yang dipenuhi pepohonan tinggi, di mana rubah dan kelinci saling mengucapkan selamat malam, saya melihat rumah kecil dan di dekatnya ada api unggun kecil, seorang pria kecil menari dengan sangat lucu mengelilingi api itu, dia melompat menggunakan satu kaki, dan berseru: -

"Hari ini saya memasak, besok aku memanggang,
Hari berikutnya aku akan mengambil anak Ratu;
Betapa senangnya aku bahwa tidak ada yang tahu;
Namaku adalah Rumpelstilzchen! "

tuh kan... kelewat senang sih.. ketahuan deh

Ratu sangat senang mendengar hal ini, dan ketika pria kecil masuk dan berkata, "Ratu, siapa nama saya?" tanyanya nakal, "Apakah Kunz namamu?", balas Ratu

"Tidak"

"Apakah namamu Carl?"

"Tidak"

"Apakah kamu terkadang dipanggil Rumpelstilzchen?"

"Seorang penyihir tentu telah memberitahumu! Penyihir telah memberitahu kamu!!" Teriak pria kecil yang malang, ia begitu marah dan menghentakkan kaki kanannya sampai tenggelam ke dalam tanah hingga pinggul, kemudian ia menarik kaki kirinya dengan penuh kekerasan menggunakan kedua tangannya, yang kemudian merobek dirinya menjadi dua.

Rumpelstilzchen by Dinah Mullock (Miss Mulock)


*nah ini versi asli dari Rumpelstilskin... cerita aslinya memang bukan cerita untuk anak-anak, terlebih lagi di bagian akhir saat si pria kecil merobek dirinya sendiri menjadi dua. Waow. 

Lonceng Si Kucing

Para tikus mengadakan rapat untuk membicarakan bagaimana cara meloloskan diri dari musuh mereka, Kucing. Paling tidak, mereka dapat mengetahui kapan dia datang sehingga mereka memiliki cukup waktu untuk melarikan diri. Harus ada yang dilakukan, mengingat selama ini mereka hidup dalam ketakutan akan cakar Kucing yang akan mengaduk-aduk sarang mereka di siang ataupun malam hari.

tikus-tikus lagi rapat...

Banyak rencana yang dibahas, tetapi tidak ada satu pun yang dinilai cukup baik. Akhirnya seekor tikus muda berdiri dan berkata:

"Aku memiliki sebuah rencana yang sebenarnya sangat sederhana, tapi aku rasa akan berhasil. Kita akan menggantungkan lonceng sekitar leher Kucing, jadi ketika kita mendengar dering bel kita akan segera mengetahui bahwa musuh kita akan datang. "

Semua tikus terkejut karena mereka sama sekali tidak memikirkan rencana seperti itu sebelumnya. Tetapi di tengah-tengah kegembiraan atas keberuntungan mereka, seekor tikus tua muncul dan berkata:

"Saya mengakui bahwa rencana tikus muda itu sangat baik, tetapi saya ingin mengajukan satu pertanyaan: Siapa yang akan memasang loncengnya?"

Belling The Cat by Aesop

*intinya jelas... bicara selalu lebih mudah daripada melakukannya :D